Keamanan pangan penting untuk mencegah penyakit pada buah hati. Keamanan itu itu meliputi persiapan produksi (preparation), penyimpanan (storage), hingga penyajian (serving).
Hal itu ditegaskan Anggota Unit Kerja Koordinasi Gizi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Si Indonesia (IDAI), Moretta Damayanti.
“Keamanan pangan tak cuma dari makanan yang telah jadi melainkan juga meliputi bagaimana penyiapannya, penyimpanan, dan penyajiannya,” katanya, Selasa (4/6/2024).
Menurut Moretta, setiap bahan makanan mesti dipastikan bersih dan terhindar dari kuman, virus, parasit, hingga protozoa sebelum diolah menjadi makanan jadi.
Berikutnya, penyimpanan makanan perlu diamati terkait bahan-bahan yang diterapkan slot bet 100 perak agar terhindar dari racun, pestisida, logam berat, dan temperatur penyimpanan.
Kemudian dari aspek penyajian, perlu dipastikan bahwa perlengkapan yang diterapkan ketika memasak terbebas dari kotoran ataupun kontaminasi kuman, serta terbuat dari bahan-bahan yang aman (food grade).
“Selain menentukan kebersihan bahan makanan, juga amati alat-alat makan yang kita pakai agar konsisten aman. Perilaku seseorang yang memberikan makanan kepada buah hati-buah hati juga mesti aman, seumpama jangan hingga tersedak,” ujarnya.
Lebih lanjut Moretta mempersembahkan bahwa diare merupakan penyakit yang paling kerap kali dialami oleh buah hati-buah hati dampak penanganan makanan yang tak aman.
Secara global, terdapat sekitar 1,7 miliar kasus diare pada buah hati setiap tahun. IDAI mencatat, jutaan buah hati di semua dunia meninggal dunia setiap tahun dampak penyakit diare yang terkait erat kepada makanan yang terkontaminasi kuman, virus, atau parasit seperti daging, ayam, ikan, hingga susu.
Oleh sebab itu, edukasi perihal keamanan pangan penting dikenal oleh orang tua agar buah hati-buah hatinya tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit.
“Kontaminasi makanan ini mempunyai peranan yang sangat besar sekali kepada terjadi penyakit diare. Pun orang tua yang tak cuci tangan kemudian memberi makan buah hati itu konsisten mempunyai risiko kontaminasi kuman secara segera,” katanya.
Hal ini dinilai penting untuk mencegah terjadinya obesitas pada buah hati, yang semakin meningkat di Indonesia.
“Guru-guru di sekolah mesti mengajarkan perihal makanan sehat dan nutrisi sepadan kepada murid-murid. Si-buah hati zaman sekarang mahir-mahir, dan mereka bisa menjadi perantara edukasi ini kepada orang tua di rumah,”
Menurutnya, edukasi mengenai makanan sehat mesti dikerjakan secara berbarengan antara sekolah dan orang tua. Di sekolah, buah hati-buah hati tak cuma diajar perihal nutrisi sepadan, melainkan juga diberikan pemahaman perihal pentingnya kesibukan lahiriah.